www.jagostat.com

www.jagostat.com

Website Belajar Matematika & Statistika

Website Belajar Matematika & Statistika

Tutorial R   »   Dasar-dasar Pemrograman R   ›  Operasi Matriks dalam Pemrograman R
Pemrograman R

Operasi Matriks dalam Pemrograman R

Untuk membuat matriks dalam R dapat digunakan fungsi matrix(). Operator yang biasa digunakan dalam operasi matriks, antara lain perkalian, determinan, invers matriks, dan transpose matriks.


Flag Counter

Suatu tabel yang tersusun dari beberapa vektor dengan \(k\) dimensi disebut sebagai array. Sedangkan matriks merupakan bentuk khusus dari array dengan dimensi 2 (\(k\) = 2). Untuk membuat matriks dalam R dapat digunakan fungsi matriks berikut:

matrix(data = NA, nrow = 1, ncol = 1)

Argumen:

nrow: banyaknya baris
ncol: banyaknya kolom

Berikut ini adalah contoh pembentukan matriks dengan R:

                
                  ### membuat matriks berukuran 4 x 4
                  mat <- matrix(c(2,3,1,5,4,5,6,7,2,3,1,5,4,5,6,7), nrow = 4, ncol = 4)
                  mat
                      [,1] [,2] [,3] [,4]
                  [1,]    2    4    2    4
                  [2,]    3    5    3    5
                  [3,]    1    6    1    6
                  [4,]    5    7    5    7

                  ### membuat matriks berukuran 4 x 5
                  mat2 <- matrix(1:20, nrow = 4, ncol = 5)
                  mat2
                      [,1] [,2] [,3] [,4] [,5]
                  [1,]    1    5    9   13   17
                  [2,]    2    6   10   14   18
                  [3,]    3    7   11   15   19
                  [4,]    4    8   12   16   20
                  
                  ## Dimensi dari matriks mat2
                  dim(mat2)
                  [1] 4 5
                
              
Operasi Matriks

Terdapat beberapa operator yang biasa digunakan untuk operasi matriks (dan vektor), antara lain perkalian, determinan, invers matriks, dan transpose matriks. Berikut ini adalah ringkasan dari operator-operator tersebut:

Operator Keterangan
%*%Perkalian matriks (dot product)
det()Determinan matriks
solve()Invers matriks
t()Transpose
diag(x)Elemen diagonal matriks

Berikut ini beberapa contoh operasi matriks dalam R:

                
                  ## Perkalian Skalar
                  A <- matrix(c(1,3,2,4,8,7), ncol=3)
                  A
                      [,1] [,2] [,3]
                  [1,]    1    2    8
                  [2,]    3    4    7

                  8*A
                      [,1] [,2] [,3]
                  [1,]    8   16   64
                  [2,]   24   32   56
                
              
                
                  ## Penjumlahan dan Pengurangan Matriks
                  A <- matrix(c(1,3,2,4,8,7), ncol=3)
                  A
                      [,1] [,2] [,3]
                  [1,]    1    2    8
                  [2,]    3    4    7

                  B <- matrix(c(5,8,3,4,2,7), ncol = 3, byrow = T)
                  B
                      [,1] [,2] [,3]
                  [1,]    5    8    3
                  [2,]    4    2    7

                  A+B
                      [,1] [,2] [,3]
                  [1,]    6   10   11
                  [2,]    7    6   14

                  A-B
                      [,1] [,2] [,3]
                  [1,]   -4   -6    5
                  [2,]   -1    2    0
                
              
                
                  ## Perkalian Matriks (Dot Product)
                  A1 <- matrix(c(1,3,2,2,8,9), ncol = 2)
                  B1 <- matrix(c(5,8,4,2), ncol = 2)
                  A1
                      [,1] [,2]
                  [1,]    1    2
                  [2,]    3    8
                  [3,]    2    9
                  B1
                      [,1] [,2]
                  [1,]    5    4
                  [2,]    8    2
                  A1 %*% B1
                      [,1] [,2]
                  [1,]   21    8
                  [2,]   79   28
                  [3,]   82   26
                
              
                
                  ## Transpos Matriks
                  A1 <- matrix(c(1,3,2,2,8,9), ncol = 2)
                  A1
                      [,1] [,2]
                  [1,]    1    2
                  [2,]    3    8
                  [3,]    2    9
                  t(A1)
                      [,1] [,2] [,3]
                  [1,]    1    3    2
                  [2,]    2    8    9

                  ## Matriks Diagonal
                  diag(A1)
                  [1] 1 8
                
              
                
                  ## Determinan Matriks, harus berupa matriks bujur sangkar
                  B1 <- matrix(c(5,8,4,2), ncol = 2)
                  B1
                      [,1] [,2]
                  [1,]    5    4
                  [2,]    8    2
                  det(B1)
                  [1] -22

                  ## Invers Matriks, harus berupa matriks bujur sangkar
                  solve(B1)
                              [,1]       [,2]
                  [1,] -0.09090909  0.1818182
                  [2,]  0.36363636 -0.2272727
                
              
Artikel Terkait

Hanya satu cara menghindari kritikan: tidak berbuat apa-apa, tidak berkata apa-apa, dan tidak menjadi apa-apa.