Metode Penarikan Contoh 1
Systematic random sampling atau pengambilan sampel secara sistematik adalah suatu metode untuk mengambil sampel secara sistematis dengan menggunakan interval (jarak) tertentu dari suatu kerangka sampel yang telah diurutkan.
Secara definisi metode pengambilan sampel secara sistematik adalah suatu metode untuk mengambil sampel secara satu per satu, berdasarkan suatu kerangka sampel, dengan menggunakan suatu interval (jarak) tertentu secara teratur pada kerangka sampel tersebut.
Pengambilan sampel secara sistematik (systematic sampling) lebih mudah dipahami dan diimplementasikan daripada pengambilan sampel acak sederhana tanpa atau dengan pengembalian (SRS-WOR atau SRS-WR).
Pengambilan sampel secara sistematik dilakukan, terutama bila ukuran sampel cukup besar sehingga pengambilan sampel dengan cara SRS akan sangat melelahkan (time-consuming). Dapat dibayangkan, betapa melelahkannya kalau kita harus mencari Angka Random (AR) yang memenuhi syarat sebanyak 100 buah.
Misalkan, terdapat sebuah populasi yang terdiri dari N unit, dan setiap unit pengamatan (yang sekaligus unit sampling) diberi nomor 1 sampai N. Untuk memilih sebuah sampel berukuran n unit, maka interval sampling yang digunakan adalah N/n = I, dan bila secara sistematik linear maka diambil sebuah unit sampling dari kelompok I unit yang pertama, yaitu ambil satu AR yang lebih kecil atau sama dengan I.
Setelah satu AR ini diperoleh, maka selanjutnya unit pengamatan yang terambil adalah dengan menggunakan setiap kelipatan I. Kalau, misalnya, terambil unit pertama adalah unit nomor 3, maka unit kedua adalah 3 + I, dan unit ketiga adalah (3 + I ) + I = 3 + 2I, dan unit keempat adalah (3 + 2I) + I = 3 + 3I, dan unit selanjutnya adalah 3 + 4I, dan seterusnya sampai ke unit terakhir yaitu 3 + (n-1) I, sehingga diperoleh n unit pengamatan.
Keuntungan menggunakan metode sampling sistematik adalah:
Kelemahan dari sistematik sampling adalah:
Asra, Abuzar & Achmad Prasetyo. 2015. Pengambilan Sampel dalam Penelitian Survei. PT RajaGrafindo Persada: Jakarta.
All the statistics in the world can't measure the warmth of a smile.
Chris Hart