Metode Penarikan Contoh 1
Dalam penarikan sampel secara sistematik, terdapat tiga jenis populasi yang perlu kita ketahui, yaitu: populasi yang tersusun secara acak; populasi yang tersusun mengikuti tren; dan populasi dengan susunan yang bersifat periodik.
Sebelum menentukan penarikan sampel secara sistematik, ada baiknya dipelajari terlebih dahulu karakteristik dari data yang akan dijadikan sebagai kerangka sampel dalam populasi. Ada tiga jenis populasi yang perlu kita ketahui, yaitu: populasi yang tersusun secara acak; populasi yang tersusun mengikuti tren; dan populasi dengan susunan yang bersifat periodik.
Pada Gambar 1 terlihat jika unit sampling di dalam populasi (artinya di kerangka sampel) tersusun secara acak, maka unit-unit di dalam sampel sistematik juga akan tersusun secara acak. Oleh karena itu, dalam kondisi ini maka sampel sistematik bisa diperlakukan sebagai sampel acak/random. Dengan demikian, varians dari penduga dalam sistematik sampling kurang lebih sama dengan varians SRS.
Gambar 1. Populasi acak
Gambar 2 menunjukkan sebuah populasi dengan unit-unit dalam kerangka sampel yang tersusun mengikuti suatu trend linier. Pemilihan sampel sistematik untuk populasi dengan unit-unit dalam kerangka sampel seperti ini akan memberikan sampel yang cenderung lebih heterogen daripada bila sampel diambil dengan menggunakan SRS.
Dengan demikian, varians dari penduga yang dihasilkan biasanya akan lebih kecil daripada varians berdasarkan SRS. Dengan kata lain, dalam kondisi ini pengambilan sampel secara sistematik akan cenderung lebih baik daripada SRS.
Gambar 2. Susunan unit dalam populasi berbentuk tren
Jika sebuah populasi mengikut variasi periodik, maka keefektifan pengambilan sampel sistematik akan tergantung pada nilai interval dan ukuran periodisasi yang ada (periodicity). Jika interval dan pola periodisitas sama, maka pengambilan sampel secara sistematik cenderung memberikan sampel yang homogen, sehingga cenderung kurang baik dibanding SRS.
Gambar 3 menunjukkan populasi periodik dengan interval yang digunakan adalah 4 dan periodisitas (periodicity) yang ada juga 4. Oleh karena itu, ketika A terpilih sebagai sampel, maka sampel berikutnya yang akan terpilih juga A, dan A, dan demikian seterusnya. Dengan demikian, sampel yang diambil secara sistematik dengan interval yang sama dengan periodisasi dari unit sampling dalam kerangka sampel, menjadi tidak representatif.
Gambar 3. Populasi periodik
Sebagai contoh, misalnya dalam sekelompok rumah tangga dengan anggota rumah tangga sebagai unit sampling di suatu wilayah mempunyai urutan dalam kerangka sampel seperti di bawah ini.
Bila interval = 4 dan angka random pertama = 2, maka unit pertama sebagai sampel adalah ibu dari rumah tangga pertama, kemudian unit sebagai sampel berikutnya adalah 2 + 4 = 6, yaitu ibu di rumah tangga kedua, lalu unit dengan nomor urut 10, yaitu ibu di rumah tangga ketiga, dan seterusnya sehingga sampel yang terambil adalah ibu-ibu semua. Tentu saja sampel yang terpilih kurang mewakili kelompok anggota rumah tangga, yang tidak hanya terdiri dari ibu-ibu saja.
Contoh ini merupakan kasus ‘ekstrem’ dalam pengertian interval persis sama dengan periodisitas. Dalam kenyataannya mungkin tidak persis sama, tetapi kalau mereka kurang lebih sama, maka tentunya sampel yang terambil akan cenderung tidak representatif.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penyesuaian interval agar sampel yang terambil menjadi representatif. Namun, jika penelitian awal dari populasi itu menunjukkan bahwa ada keperiodikan yang terbatas, lebih baik menggunakan prosedur pengambilan sampel lain, tergantung pada ciri dan tujuan penelitian.
Asra, Abuzar & Achmad Prasetyo. 2015. Pengambilan Sampel dalam Penelitian Survei. PT RajaGrafindo Persada: Jakarta.
Kind words can be short and easy to speak, but their echoes are truly endless.
Mother Teresa