www.jagostat.com

www.jagostat.com

Website Belajar Matematika & Statistika

Website Belajar Matematika & Statistika

MPC I   »   Systematic Random Sampling   ›  Prosedur Pemilihan Sampel Acak Sistematik
Sampling

Prosedur Pemilihan Sampel Acak Sistematik

Ada dua cara pengambilan sampel dalam metode penarikan sampel acak sistematik yakni sistematik linear dan sistematik sirkuler.


Cara pengambilan sampel dalam metode penarikan sampel acak sistematik (systematic random sampling) pada dasarnya melalui tahapan sebagai berikut:

  1. Beri nomor urut terhadap unit sampling, dari 1 sampai dengan N.
  2. Ambil Angka Random Pertama atau R1. R1 ini bisa disebut dengan Random Start (RS). Random Start (RS) Pertama yang memenuhi syarat merupakan sampel pertama.
  3. Hitung interval sampling, I = N/n
  4. Sampel berikutnya diperoleh dengan cara selalu menambahkan interval sampling (I) dengan RS tersebut. Jadi sampel berikutnya adalah unit sampling yang bernomor urut: RS + I, RS + 2I, RS+3I, RS+4I, dan seterusnya sampai diperoleh sampel sebanyak n.

Ada dua cara pemilihan RS atau R1, yaitu:

  1. Dari tabel angka random (TAR), pilih angka random yang nilainya lebih kecil dari atau sama dengan I \((R_1 ≤ I)\). Dalam melihat Angka Random dalam TAR, banyaknya digit yang digunakan tentunya tergantung pada banyaknya dijit I. Misal, kalau I = 20, berarti 2 digit, sehingga dalam TAR bisa digunakan 2 kolom, dan kalau I = 125 maka digunakan 3 kolom. Cara ini disebut sistematik linear.
  2. Pilih Angka Random yang nilainya lebih kecil dari atau sama dengan N \((R_1 ≤ N)\). Tentunya, banyaknya digit yang digunakan tergantung pada dijit N. Jika cara ini yang digunakan maka disebut sistematik sirkuler.

Perhatikan bahwa sampel pada Sistematik Linear ataupun Sirkuler terdiri dari unit-unit yang bernomor urut:

\[ R_1; \ R_1+I; \ R_1+2I; \ \cdots ; \ R_1+(n-1)I \]

Dalam hal \(R_1 ≤ I \) (artinya Sistematik Linear), maka tidak akan lebih besar dari N. Akan tetapi, pada sistematik sampling sirkuler ada kemungkinan nomor urut tersebut lebih besar dari N yang merupakan nomor urut tertinggi. Dalam hal ini maka nomor urut yang lebih besar dari N harus dikurangi dengan N. Jadi kalau nomor urut ke-i yaitu:

\[ R_i = |R_1+(i-1)I|>N \]

maka \(Ri\) yang digunakan adalah \( [R1+(i-1).I]-N\).

Contoh 1:

Ada 15 toko kain di suatu pasar, akan diambil sampel sebesar 5 toko. Dengan sistematik linear dan sirkuler, maka prosedur penarikan sampel sebagai berikut:

Gambar

Jika digunakan cara sistematik linear, berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan:

  1. Tentukan interval sampling yakni I = N/n = 15/5 = 3
  2. Dari tabel angka random, tentukan angka random pertama atau random start (RS/AR1). Angka Random tersebut harus lebih kecil atau sama dengan 3 (AR1 ≤ 3). Misal diperoleh Angka Random Pertama tersebut adalah 2 (R1 = 2), maka toko pertama yang terambil sebagai sampel adalah toko dengan nomor urut 2 yakni Toko ASA.
  3. Sampel yang lain adalah toko dengan nomor urut R1 + I = 2 + 3 = 5 (Toko KAYA) dan toko dengan nomor urut R1 + 2I = 2 + 2(3) = 8 (Toko FRIEND).
  4. Karena dibutuhkan 3 toko maka prosedur berhenti. Toko yang akan diamati adalah Toko ASA, KAYA, dan FRIEND.

Jika digunakan cara sistematik sirkuler, berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan:

  1. Tentukan interval sampling yakni I = N/n = 15/5 = 3
  2. Dari tabel angka random, tentukan angka random pertama atau random start (RS/AR1). Angka Random tersebut harus lebih kecil atau sama dengan 3 (AR1 ≤ 3). Misal diperoleh Angka Random Pertama tersebut adalah 10 (R1 = 10), maka toko pertama yang terambil sebagai sampel adalah toko dengan nomor urut 10 yakni toko FOE.
  3. Toko kedua yang akan termasuk sebagai sampel adalah toko dengan nomor urut R1 + I = 10 + 3 = 13 (toko BAHAGIA) dan toko ketiga adalah toko dengan nomor urut R1 + 2I = 10 + 2(3) = 16. Karena nomor urut yang diperoleh lebih besar dari N, maka nomor urut yang dipakai adalah (R1 + 2I) - N = 16 - 15 = 1 (Toko HARAPAN).
  4. Karena dibutuhkan 3 toko maka prosedur berhenti. Toko yang akan diamati adalah toko FOE, BAHAGIA, dan HARAPAN.
Sumber:

Asra, Abuzar & Achmad Prasetyo. 2015. Pengambilan Sampel dalam Penelitian Survei. PT RajaGrafindo Persada: Jakarta.

Artikel Terkait

Seseorang yang pernah melakukan kesalahan dan tidak pernah memperbaikinya berarti Ia telah melakukan satu kesalahan lagi.