Pengantar Ekonomi
Teorema Coase menyatakan bahwa seandainya berbagai pihak yang berkepentingan dapat merundingkan langkah-langkah tanpa menimbulkan biaya khusus yang memberatkan alokasi sumber-sumber daya, maka mereka dapat mengatasi sendiri masalah eksternalitas.
Sejauh mana solusi swasta tersebut mampu mengatasi masalah eksternalitas? Ada sebuah pemikiran yang disebut teorema Coase (Coase theorem) – mengambil nama perumusnya, yakni ekonomi Ronald Coase – yang menyatakan bahwa solusi swasta bisa sangat efektif seandainya memenuhi suatu syarat.
Syarat itu adalah pihak-pihak yang berkepentingan dapat melakukan negosiasi atau merundingkan langkah-langkah penanggulangan masalah eksternalitas yang ada di antara mereka, tanpa menimbulkan biaya khusus yang memberatkan alokasi sumber daya yang sudah ada.
Menurut teorema Coase, hanya jika syarat ini terpenuhi, maka pihak swasta itu akan mampu mengatasi masalah eksternalitas dan meningkatkan efisiensi alokasi sumber daya.
Untuk lebih memahami makna teorema Coase, simaklah contoh berikut. Di sebuah kota tinggal seseorang bernama Dick, ditemani anjingnya yang bernama Spot. Spot ini terus-terusan menggonggong sehingga sangat menganggu Jane, tetangga Dick.
Dick memetik manfaat dengan memelihara Spot, berupa rasa aman dan nyaman. Namun, pemeliharaannya atas Spot itu menimbulkan eksternalitas negatif terhadap Jane. Haruskah Dick dipaksa mengirim anjingnya ke lokasi khusus penitipan hewan, ataukah Jane yang harus dipaksa rela bergadang sepanjang malam, karena tidak bisa tidur akibat gonggongan Spot?
Pertama-tama, kita perkirakan dahulu seperti apa pemecahan yang efisien secara sosial (untuk semua pihak). Ada dua alternatif yang perlu dipertimbangkan, dan untuk itu diperlukan perhitungan atas seberapa banyak nilai keuntungan bagi Dick dengan memelihara Spot, dan berapa kerugian yang harus ditanggung Jane.
Jika keuntungannya melebihi kerugiannya, maka pemecahan yang efisien secara sosial adalah Dick dibiarkan terus memelihara anjingnya, sedangkan Jane harus rela tidur diiringi gonggongan. Sebaliknya, jika nilai kerugiannya melampaui nilai keuntungannya, maka Dick harus menyingkirkan anjingnya.
Menurut teorema Coase, pasar swasta dapat menciptakan sendiri pemecahan yang efisien. Bagaimana caranya? Sebagai satu contoh, Jane dapat menawarkan sejumlah uang kepada Dick agar menyingkirkan anjingnya. Dick akan menerima tawaran itu, jika uang yang ditawarkan melebihi nilai keuntungannya dalam memelihara Spot.
Melalui tawar-menawar, Dick dan Jane akhirnya akan dapat menyepakati jumlah imbalan yang dapat diterima kedua belah pihak, dan seandainya kesepakatan tersebut benar-benar dapat dicapai, maka itu berarti mereka dapat menciptakan sendiri pemecahan atas masalah eksternalitas yang mereka hadapi.
Umpamakan saja, nilai keuntungan bagi Dick dari memelihara Spot adalah $500, sedangkan kerugian Jane bernilai $800. Dalam kasus ini, Jane dapat menawarkan imbalan sebanyak $600, dan Dick dengan senang hati akan menyingkirkan anjingnya. Kedua belah pihak akan lebih sejahtera dibanding sebelumnya, dan pemecahan yang efisien pun tercipta.
Namun, ada pula kemungkinan Jane tidak dapat membayar imbalan itu, yakni jika ternyata nilai keuntungan Dick lebih besar daripada nilai kerugiannya. Misalkan saja, nilai keuntungan Dick dari memelihara Spot ternyata $1.000, sedangkan kerugian Jane akibat gonggongan Spot hanya $800.
Jika ini kasusnya, maka tentu saja Dick akan menolak tawaran imbalan yang lebih kecil dari $1.000, padahal Jane tidak akan mampu membayar lebih dari $800. Akibatnya, Dick akan tetap memelihara Spot. Ditinjau dari perhitungan untung-ruginya, kondisi tersebut juga terhitung efisien.
Semua uraian dalam contoh di atas, tentu saja bertumpu pada asumsi bahwa Dick secara hukum memang dibenarkan memelihara anjingnya yang berisik itu, sehingga Jane tidak bisa menganggu-gugat. Artinya, kita berasumsi bahwa Dick dapat memelihara Spot dengan bebas, dan Jane harus memberinya imbalan agar Dick menyingkirkan anjingnya itu secara sukarela.
Lantas bagaimana jika ternyata hukum berpihak kepada Jane, atau jika Jane secara hukum berhak untuk menikmati ketenangan dan ketenteraman di rumahnya sendiri?
Menurut teorema Coase, distribusi awal hak atau perlindungan hukum itu tidak menjadi persoalan, karena tidak ada pengaruhnya terhadap kemampuan pasar dalam mencapai hasil yang efisien. Misalkan saja, Jane secara hukum dapat menggugat Dick agar menyingkirkan anjingnya. Dalam kasus ini, hukum berpihak kepada Jane, namun hasil akhirnya tidak akan berubah.
Dalam kasus ini, Dick dapat menawarkan sejumlah imbalan kepada Jane agar ia dapat terus memelihara anjingnya. Andaikata nilai keuntungan Dick lebih besar daripada kerugian Jane, maka keduanya akan dapat mencapai suatu kesepakatan yang memungkinkan Dick terus memelihara Spot.
Jadi, terlepas dari distribusi hak pada awalnya, Dick dan Jane tetap berpeluang mencapai kesepakatan. Meskipun demikian, soal distribusi hak itu bukannya sama sekali tidak relevan, karena distribusi awal itulah yang menentukan distribusi kesejahteraan ekonomis.
Jika Dick yang memiliki hak awal untuk memelihara Spot, maka Jane yang harus memberi imbalan dalam kesepakatan yang mereka buat. Sebaliknya, jika Jane yang mempunyai hak awal untuk hidup tengang, maka dick yang harus memberi imbalan.
Namun dalam kedua kasus ini, kesepakatan tetap dapat dibuat dalam rangka mengatasi masalah eksternalitas. Pada akhirnya, Dick hanya akan terus memelihara anjingnya jika nilai keuntungannya melebihi nilai kerugiannya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa: Teorema Coase menyatakan bahwa pelaku-pelaku ekonomi pribadi/swasta, dapat mengatasi sendiri masalah eksternalitas yang muncul di antara mereka. Terlepas dari distribusi hak pada awalnya, pihak-pihak yang berkepentingan selalu berpeluang mencapai kesepakatan yang menguntungkan semua pihak, dan merupakan pemecahan yang efisien.
Logika teorema Coase memang menyakinkan, namun tidak selamanya sesuai dengan kenyataan yang ada. Dalam prakteknya, kita tahu bahwa pelaku-pelaku ekonomi swasta/pribadi seringkali gagal memperoleh pemecahan yang efisien, atas suatu masalah yang bersumber dari eksternalitas.
Teorema Coase ternyata hanya berlaku, jika pihak-pihak yang berkepentingan tidak dihadapkan pada kendala untuk mencapai dan melaksanakan kesepakatan. Itu berarti, peluang kesepakatan memang selalu terbuka, namun hal itu tidak selalu bisa diwujudkan.
Kesepakatan untuk mengatasi persoalan eksternalitas sering kali gagal dicapai, jika pihak-pihak yang terlibat diharuskan menanggung biaya-biaya transaksi. Yang disebut sebagai biaya-biaya transaksi (transaction costs) adalah berbagai bentuk biaya yang harus dibayar, ketika pihak-pihak yang berkepentingan itu tengah menjalani negosiasi atau tawar-menawar.
Dalam contoh kasus di atas, umpamakan saja Dick dan Jane berasal dari negara berbeda, sehingga bahasanya pun berbeda. Sekedar untuk bernegosiasi, keduanya harus menyewa penerjemah. Kalau sudah begitu, Dick dan Jane akan enggan melakukan negosiasi, apalagi jika biaya sewa penerjemahnya mahal. Dalam kenyataannya, perusahan-perusahaan sering kali enggan melakukan negosiasi untuk mengatasi eksternalitas di antara mereka, karena mahalnya ongkos jasa pengacara yang akan menyusun agenda perundingan atau draft kerjasama.
Kesulitan juga muncul dalam berbagai masalah lain. Perjanjian damai antara kedua belah pihak yang berperang dan kesepakatan yang tercapai dalam aksi mogok kerja seringkali sulit dicapai dan membutuhkan biaya yang besar. Biaya bukan saja bisa muncul pada tahap penyusunan kesepakatan, namun juga pada tahap pelaksanaannya. Salah satu sebabnya adalah, ada saja pihak yang menginginkan posisi lebih baik sekalipun kesepakatan sudah ditetapkan.
Misalkan saja Dick memperoleh keuntungan senilai $500 dari pemeliharaan anjingnya, sedangkan biaya atau nilai kerugian Jane mencapai $80. Dengan imbalan $500, Dick sebenarnya sudah bisa menyingkirkan anjingnya. Namun, ada kemungkinan ia akan berusaha memperoleh imbalan lebih banyak, katakanlah $750, dan Jane mungkin juga akan berusaha menekan jumlahnya, misalnya tidak lebih dari $550. Kesepakatan pun tertunda, dan selama itu pula, kondisi yang tidak efisien (gonggongan anjing) terus berlangsung.
Pencapaian kesepakatan akan semakin sulit, jika jumlah pihak yang terlibat atau berkepentingan lebih banyak. Ini dikarenakan koordinasi antara banyak pihak itu biasanya memakan biaya yang cukup besar.
Sebagai contoh, ada sebuah pabrik yang mencemari sebuah danau di dekatnya. Polusi ini sangat merugikan para nelayan yang mencari nafkah di danau tersebut. Menurut teorema Coase, jika terjadinya poluasi itu merupakan suatu kondisi yang tidak efisien, maka pemilik pabrik dan para nelayan akan terdorong untuk merundingkan pemecahannya.
Jika kita asumsikan bahwa pabrik itu punya hak legal untuk polusinya, solusinya bisa berupa pemberian ganti rugi kepada pabrik agar tidak berpolusi. Namun, jika jumlah nelayannya banyak, dan masing-masing punya pendapat atau perhitungan sendiri, maka biaya koordinasinya menjadi begitu mahal, sehingga kemungkinan besar negosiasi antara pabrik dan nelayan tidak dapat dilangsungkan.
Jika penyelesaian swasta gagal, maka pemerintah harus turun tangan. Lagi pula, pemerintah memang merupakan suatu institusi yang sengaja dibentuk, untuk bertindak mewakili kepentingan bersama. Dalam contoh kasus di atas, pemerintah dapat mewakili pada nelayan, mengingat mereka sulit bertindak sendiri.
Tulisan dalam artikel ini merupakan ringkasan penulis dari buku Pengantar Ekonomi (judul asli Principles of Economics), Edisi Kedua, Jilid 1, karya N. Gregory Mankiw dan diterjemahkan oleh Haris Munandar; Editor oleh Wisnu Chandra Kristiaji. Buku ini diterbitkan oleh Penerbit Erlangga pada tahun 2003.