Pengantar Ekonomi
Elastisitas harga dari permintaan (price elasticity of demand) mengukur seberapa banyak kuantitas permintaan atas suatu barang berubah mengikuti perubahan harga barang tersebut.
Elastisitas harga dari permintaan mengukur seberapa banyak kuantitias permintaan atas suatu barang berubah mengikuti perubahan harga barang tersebut. Permintaan atas suatu barang dikatakan elastis jika kuantitias yang diminta berubah secara substansial akibat perubahan harganya. Sebaliknya, permintaan dikatakan tidak elastis atau inelastis jika kuantitas yang diminta hanya sedikit berubah akibat adanya perubahan harga.
Apa saja yang membuat suatu permintaan bersifat elastis atau inelastis? Karena permintaan atas barang apa pun tergantung pada preferensi konsumen, maka elastisitas harga dari permintaan ditentukan oleh banyak kekuatan atau faktor ekonomi, sosial, dan juga psikologis yang mewarnai selera individu.
Namun, berdasarkan pengamatan dan pengalaman, kita dapat menarik beberapa azas umum yang dapat kita kedepankan sebagai hal-hal yang menentukan elastisitas harga dari permintaan.
Permintaan atas barang-barang kebutuhan pokok umumnya inelastis, sedangkan permintaan atas barang-barang mewah lazimnya elastis. Karena itu, walaupun ongkos dokter melonjak, permintaan atas jasa dokter tidak akan merosot drastis. Mungkin, kita hanya akan mengurangi frekuensi kunjungan ke dokter, tidak sesering sebelumnya.
Sebaliknya, jika harga perahu layar melonjak, maka kuantitas yang diminta atas barang tersebut akan turun secara dramatis. Alasannya, kebanyakan orang menganggap bahwa, berobat ke dokter merupakan kebutuhan, sementara perahu layar adalah kemewahan.
Tentu saja, apakah suatu barang/jasa tergolong kebutuhan atau barang mewah tidak didasarkan pada sifat intrinsik barang/jasa yang bersangkutan, melainkan lebih pada preferensi konsumen.
Untuk seorang pelaut yang tidak pernah memusingkan kesehatannya, mungkin saja perahu layar merupakan kebutuhan dengan permintaan inelastis, sedangkan berobat ke dokter terasa sebagai kemewahan dengan permintaan elastis.
Barang-barang yang substitusinya banyak cenderung memiliki permintaan yang elastis, karena konsumen mudah meninggalkannya untuk berganti ke barang substitusi tersebut.
Sebagai contoh, margarin dan mentega mudah dipertukarkan. Karena itu jika harga mentega naik, sedangkan harga margarin tetap, konsumen akan mengganti konsumsi menteganya dengan margarin sehingga permintaan mentega pun turun drastis.
Sebaliknya, karena telur adalah makanan tanpa barang substitusi, permintaan atas telur mungkin lebih inelastis dibanding permintaan mentega.
Elastisitas permintaan di setiap pasar juga tergantung pada batas pasarnya. Sebagai contoh, jika pasarnya kecil atau terbatas, permintaannya cenderung lebih elastis ketimbang jika pasarnya besar karena dalam pasar yang kecil konsumen lebih mudah menemukan barang substitusi.
Pasar makanan, misalnya, memiliki permintaan yang inelastis karena makanan dalam pengertian umum tidak memiliki substitusi. Sedangkan pasar es krim yang pasarnya sempit, permintaannya lebih elastis karena mudah mengganti es krim dengan hidangan pencuci mulut lainnya. Es krim vanila, kategori yang sangat sempit, permintaannya sangat elastis karena cita rasa lain hampir merupakan substitusi sempurna untuk es krim vanila.
Dalam rentang waktu yang lebih panjang, permintaan berbagai barang cenderung elastis. Kalau harga bensin naik, permintaan bensin hanya turun sedikit pada bulan-bulan pertama.
Namun pada waktu-waktu selanjutnya, orang akan membeli mobil yang lebih hemat bensin, berganti kendaraan umum, atau pindah rumah ke tempat yang lebih dekat dengan kantor. Dalam beberapa tahun kuantitas permintaan bensin akan turun drastis.
Kita telah membahas elastisitas harga dari permintaan secara umum. Sekarang mari kita simak lebih jauh mengenai penghitungannya. Para ekonom menghitung elastisitas harga dari permintaan sebagai persentase perubahan kuantitas yang diminta dibagi persentase perubahan harga. Jadi,
Sebagai contoh, umpamakan saja suatu ketika terjadi kenaikan harga segelas es krim sebesar 10 persen sehingga menyebabkan konsumsi es krim Anda pun turun 20 persen. Kita kalkulasikan terlebih dahulu elastisitas harga dari permintaan es krim sebagai berikut:
Dalam contoh ini, elastisitasnya sama dengan 2. Angka ini menunjukkan bahwa perubahan kuantitas yang diminta dua kali lebih besar daripada perubahan harganya.
Mengingat kuantitas harga yang diminta atas suatu barang senantiasa memiliki hubungan negatif dengan harganya (jika harga meningkat maka kuantitas yang ditawarkan akan turun, sedangkan jika harga turun maka kuantitas yang diminta akan naik), maka persentase perubahan kuantitas yang diminta selalu memiliki tanda yang sebaliknya terhadap persentase perubahan harga.
Dalam contoh di atas, persentase perubahan harganya adalah +10 persen (mencerminkan peningkatan), sedangkan persentase perubahan kuantitas yang diminta -20 persen (mencerminkan penurunan). Oleh karena itu, angka elastisitas kadang-kadang dinyatakan sebagai bilangan negatif.
Namun, kita akan mengikuti praktek umum yang berlaku dalam penyebutan besaran elastisitas, yakni tanda negatifnya dihilangkan begitu saja sehingga yang ditampilkan adalah bilangan positif. Dengan konvensi ini, semakin besar elastisitas harganya, kuantitas yang diminta semakin responsif terhadap perubahan harganya.
Kalau anda mencoba menghitung elastisitas harga dari permintaan antara dua titik pada kurva permintaan. Anda akan langsung dihadapkan pada persoalan yang menjengkelkan: Elastisitas dari titik A ke titik B tampak berbeda dari titik B ke titik A. Sebagai contoh, silahkan simak angka-angka berikut:
Jika terjadi perubahan dari titik A ke titik B, itu berarti harganya meningkat 50 persen, sedangkan kuantitas yang diminta turun 33 persen. Itu berarti, elastisitas harga dari permintaan sebesar 33/50 = 0,66. Tetapi, seandainya kita bertolak dari titik B ke titik A, maka harga turun 33 persen, sedangkan kuantitias yang diminta naik 50 persen, sehingga elastisitas harga dari permintaannya terhitung 50/33 = 1,5.
Untuk menghindari persoalan yang membingungkan itu, kita dapat menerapkan metode nilai tengah (midpoint method) dalam penghitungan elastisitas. Metode ini tidak menghitung persentase perubahan dengan cara standar (membagi perubahannya dengan nilai awal), melainkan membagi perubahan itu dengan nilai tengah antara angka awal dan angka akhir.
Sebagai contoh, $5 adalah nilai tengah antara harga awal $4 dengan harga akhir $6. Dengan demikian, berdasarkan metode nilai tengah, perubahan harga dari $4 menjadi $6 dihitung 40 persen (bukannya 50 persen), karena (6-4)/5 x 100 = 40. Demikian pula sebaliknya, perubahan dari $6 menjadi $4 terhitung sebagai penurunan sebesar 40 persen.
Dengan adanya metode nilai tengah yang memungkinkan kita memperoleh hitungan yang sama meskipun arah perubahannya berbeda (naik atau turun), maka kita dapat melakukan perthiungan elastisitas harga dari permintaan di antara dua titik pada kurva permintaan. Dalam contoh kita tadi, nilai tengah antara titik A dan titik B adalah:
Berdasarkan perhitungan dengan metode nilai tengah, pada saat mengalami pergerakan dari titik A ke titik B, harga mengalami kenaikan sebesar 40 persen, dan kuantitas yang dminta turun 40 persen.
Begitu pula, pada saat terjadi pergeseran dari titik B ke titik A, harganya terhitung turun 40 persen, sedangkan kuantitas yang diminta naik 40 persen. Ke mana pun arah perubahannya, elastisitas harga dari permintaan akan tetap sama dengan 1.
Metode nilai tengah dapat dinyatakan dengan rumus elastisitas harga dari permintaan antara dua titik berikut ini, dengan notasi (Q1, P1) dan (Q2, P2):
Pembilangnya adalah persentase perubahan kuantitas yang dihitung dengan metode nilai tengah, dan penyebutnya adalah perubahan harga yang dhitung dengan metode nilai tengah. Jadi, suatu saat nanti anda perlu menghitung elastisits, maka anda sebaiknya menggunakan rumus ini.
Para ekonom mengklasifikasikan kurva-kurva permintaan berdasarkan elastisitasnya. Permintaan disebut elastis jika elastisitasnya lebih besar dari 1 sehingga kuantitias yang diminta akan berubah lebih banyak secara proporsional ketimbang perubahan harga.
Sebaliknya, suatu permintaan disebut inelastis jika elastisitasnya kurang dari 1, sehingga perubahan kuantitas yang diminta secara proporsional tidak sebesar perubahan harga. Jika elastisitasnya persis sama denga 1, maka perubahan kuantitas yang diminta atas suatu barang secara proporsional akan sama persis dengan perubahan harganya, dan permintaan dikatakan memiliki elastisitas uniter.
Karena elastisitas harga dari permintaan mengukur seberapa jauh kuantitas yang diminta berubah mengikut pergeseran harga, maka ia memiliki kaitan erat dengan kemiringan (slope) kurva permintaan. Secara umum, azas sederhana berikut ini bisa kita pegang sebagai pedoman:
Semakin mendatar bentuk kurva permintaan yang melalui suatu titik, maka semakin besar elastisitas permintaan itu terhadap harga. Demikian pula sebaliknya, semakin curam bentuk kurva permintaan yang melalui suatu titik, maka elastisitas harga dari pemintaannya semakin kecil.
Gambar 1 di bawah memaparkan lima kasus. Dalam kasus ekstrim elastisitas nol, permintaan inelastis sempurna, bentuk kurva permintaan vertikal atau berupa garis lurus tegak. Dalam kasus ini, berapa pun harga berubah, kuantitas yang diminta tetap. Jika elastisitasnya lebih besar, maka bentuk kurva permintaan akan lebih mendatar. Semakin besar elastisitasnya, kian mendatar bentuk kurva yang diminta.
Pada kasus ekstrim kebalikannya, permintaanya elastis sempurna. Hal ini terjadi ketika elastisitas harga dari permintaan mendekati tak terhingga dan kurva permintaan menjadi horizontal, yang mencerminkan bahwa perubahan harga sekecil apapun akan mengakibatkan perubahan kuantitas yang diminta secara besar-besaran.
Gambar 1. Elastisitas harga dari permintaan
Dalam mempelajari perubahan-perubahan penawaran dan permintaan, kita perlu memahami satu variabel penting lainnya, yakni penerimaan total (total revenue).
Pada dasarnya, penerimaan total adalah jumlah yang dibayarkan oleh pembeli dan yang diterima penjual. Di setiap pasar, penerimaan total sama dengan P x Q, harga barang dikalikan jumlah barang yang terjual. Kita dapat memperlihatkan penerimaan total secara grafis, seperti tampak pada Gambar 2.
Gambar 2. Penerimaan total
Tinggi kotak di bawah kurva permintaan adalah P, sedangkan lebarnya adalah Q. Luas bidang kotak tersebut, P x Q, sama dengan penerimaan total di pasar tersebut. Di dalam Gambar 2, P = $4, dan Q = 100, sehingga penerimaan totalnya adalah $4 x 100 = $400.
Perubahan apa yang akan terjadi pada perubahan total, jika ada pergeseran di sepanjang kurva permintaan? Jawabanya tergantung pada elastisitas harga dari permintaan. Jika permintaan inelastis, seperti diperlihatkan pada Gambar 3, maka kenaikan harga akan mengakibatkan kenaikan penerimaan total.
Gambar 3. Perubahan penerimaan total akibat perubahan harga: Kasus permintaan inelastis
Dalam gambar itu dicontohkan kenaikan harga dari $1 menjadi $3 menyebabkan sedikit penurunan kuantitas yang diminta, yakni dari 100 menjadi 80, sehingga penerimaan totalnya mengalami kenaikan dari $100 menjadi $240. Kenaikan harga meningkatkan PxQ karena proporsi penurunan Q lebih kecil ketimbang kenaikan P.
Kita dapatkan hasil sebaliknya jika permintaan elastis: Kenaikan harga akan mengakibatkan penurunan permintaan total. Hal ini diperlihatkan pada Gambar 4 yang mengandaikan terjadinya kenaikan harga dari $4 menjadi $5, kuantitas yang diminta langsung turun, dari 50 menjadi 20, sehingga penerimaan totalnya pun menyusut dari $200 menjadi $100.
Gambar 4. Perubahan penerimaan total akibat perubahan harga: Kasus permintaan elastis
Karena permintaannya elastis, penurunan kuantitas yang diminta begitu besar sehingga melampaui tambahan penerimaan yang bersumber dari kenaikan harga. Dengan kata lain, kenaikan harga menurunkan PxQ karena proporsi penurunan Q lebih besar ketimbang proporsi kenaikan P.
Meskipun contoh kasus yang digunakan di sini memang ekstrem, namun contoh-contoh itu dapat mengilustrasikan azas-azas pokok yang dapat kita jadikan pedoman, yakni:
Meskipun kurva-kurva permintaan pada umumnya memiliki elastisitas yang sama di setiap titik di sepanjang garis kurva, ada sebagian kurva permintaan yang elastisitasnya tidak sama di setiap titiknya. Contohnya adalah kurva permintaan yang berbentuk linier atau garis lurus seperti yang diperlihatkan oleh Gambar 5.
Gambar 5. Kurva permintaan linier
Kurva linier memiliki slope yang sama di setiap titiknya. Anda tentu masih ingat bahwa slope itu (terkadang disebut “kemiringan”) dapat didefinisikan sebagai “rise over run” yang di sini berupa perbandingan antara perubahan harga (“rise”) dan perubahan kuantitas (“run”).
Besarannya menunjukkan rasio perubahan harga terhadap perubahan kuantitas. Dalam contoh kasus ini, slope kurva permintaan konstan karena setiap kenaikan harga sebear $1 akan selalu menyebabkan penurunan kuantitas yang diminta sebanyak 2 unit.
Walaupun slope kurva permintaan konstan, tidak demikian hal dengan elastisitas. Alasannya adalah slope merupakan rasio perubahan atas dua variabel tadi (harga dan kuantitas), sedangkan elastisitas merupakan rasio persentase perubahan dari kedua variabel tersebut. Anda dapat lebih mudah memahaminya dengan menyimak Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Penghitungan elastisitas kurva permintaan linear
Tabel tersebut menunjukkan skedul permintaan yang diterjemahkan dari kurva permintaan linier pada Gambar 5, dan juga menghitung elastisitas harga dari permintaan berdasarkan metode nilai tengah yang telah kita bahas sebelumnya.
Pada titik-titik di mana harga relatif rendah dan kuantitas yang diminta besar, kurva permintaan itu bersifat inelastis. Sedangkan pada titik-titik di mana harga relatif tinggi dan kuantitas yang diminta sedikit, kurva permintaannya elastis.
Tabel 1 juga menunjukkan penerimaan total di setiap titik pada kurva permintaan tersebut. Angka-angka tersebut mengilustrasikan hubungan antara penerimaan total dan elastisitas.
Sebagai contoh, jika harga adalah $1, maka permintaannya inelastis, dan dalam kasus ini kenaikan harga menjadi $2 akan meningkatkan penerimaan total. Namun, jika harga yang berlaku adalah $5 , maka permintaannya elastis sehingga kenaikan harga menjadi $6 akan menyusutkan penerimaan total.
Jika harganya berkisar antara $3 dan $4, permintaannya tepat elastis uniter, dan penerimaan total adalah sama untuk kedua harga tersebut.
Tulisan dalam artikel ini merupakan ringkasan penulis dari buku Pengantar Ekonomi (judul asli Principles of Economics), Edisi Kedua, Jilid 1, karya N. Gregory Mankiw dan diterjemahkan oleh Haris Munandar; Editor oleh Wisnu Chandra Kristiaji. Buku ini diterbitkan oleh Penerbit Erlangga pada tahun 2003.
Continuous improvement is better than delayed perfection.
Mark Twain