Dalam kehidupan sehari-hari, khususnya terkait dengan perdagangan, kita sering mendengar beberapa istilah harga jual, laba, dan rugi. Jika harga jual suatu barang lebih besar daripada harga beli maka kita akan untung. Sebaliknya, jika harga beli lebih besar daripada harga jual maka kita akan rugi.
Dalam kehidupan sehari-hari, khususnya terkait dengan perdagangan, kita sering mendengar beberapa istilah ini. Untung (laba) dan rugi dalam suatu perdagangan sangat bergantung pada harga pembelian dan harga penjualan. Kita tahu bahwa jika harga jual suatu barang lebih besar daripada harga beli maka kita akan menikmati keuntungan (laba). Sebaliknya, jika harga beli lebih besar daripada harga jual maka kita akan menderita kerugian.
Dengan demikian, rumus untuk untung (laba) dan rugi dapat dinyatakan secara sederhana dengan
Alih-alih dalam bentuk nominal, tak jarang kita mendengar keuntungan atau kerugian dinyatakan dalam persentase. Misalnya, Pak Rangga memperoleh keuntungan 30% dari penjualan mobil dalam seminggu terakhir atau Bu Diana Silitonga mengalami kerugian 20% dari penjualan akibat sepinya pelanggan, dan lain sebagainya.
Persentase keuntungan dapat diperoleh dari perbandingan besarnya keuntungan terhadap harga pembelian kemudian dikalikan dengan 100%. Kita nyatakn ini dalam rumus berikut:
Persentase kerugian dapat diperoleh dari perbandingan besarnya kerugian terhadap harga pembelian kemudian dikalikan dengan 100%. Kita nyatakan ini dalam rumus berikut:
Contoh 1:
Ibu Diana Silitonga baru saja memulai usaha berjualan baju online. Ia mengeluarkan modal sebesar satu juta rupiah dan dengan modal itu ia berhasil membeli 20 baju. Diana kemudian menjual baju tersebut seharga Rp 75.000 per baju. Berapa keuntungan dan persentase keuntungan yang diperoleh Diana jika ia berhasil menjual seluruh baju tersebut?
Pembahasan:
Diketahui harga beli untuk 20 baju adalah 1 juta rupiah dan karena Diana berhasil menjual seluruh bajunya maka harga jual untuk 20 baju adalah 1,5 juta rupiah (20 x 75.000). Jadi, besar keuntungannya adalah
Dengan demikian, persentase keuntungannya yaitu
Contoh 2:
Seorang pedagang memperoleh hasil penjualan sebesar Rp 108.000,00. Ternyata, dari hasil perhitungan ia mengalami kerugian sebesar 10%. Berapakah modal awal pedagang tersebut?
Pembahasan:
Diketahui harga jual = Rp 108.000,00 dan rugi = 10%. Ditanya = modal awal atau harga beli?
Besarnya kerugian pedagang tersebut yaitu
Dengan demikian, kita peroleh
Jadi, modal awal pedagang tersebut adalah Rp 120.000,00.
Jika sebelumnya kita belajar menghitung besar untung dan rugi serta persentasenya, maka sekarang kita mengerjakan kebalikannya. Misalnya kita diminta menghitung harga penjualan jika diketahui persentase keuntungan atau kerugian dan harga belinya atau kita diminta mencari harga beli jika diketahui harga jual dan persentase keuntungan atau kerugiannya.
Sebenarnya, tidak sulit untuk mengerjakan soal ini. Dengan sedikit aljabar, kita dapat memodifikasi rumus yang telah kita pelajari di atas. Misalkan kita diminta mencari harga jual jika diketahui harga beli dan persentase keuntungan, maka kita bisa gunakan rumus berikut:
Dari hasil di atas, kita juga peroleh harga beli jika diketahui harga jual dan persentase keuntungan, yakni
Contoh 3:
Sebuah tas dibeli dengan harga Rp 300.000,00. Berapakah harga jual tas tersebut untuk mendapatkan keuntungan sebesar 30%?
Pembahasan:
Diketahui Harga Beli (HB) = Rp 300.000,00 dan persentase untung (PU) = 30%. Pertama, kita dapat menghitung besarnya untung dengan menggunakan rumus berikut:
Tambahkan besar keuntungan dengan harga beli sehingga diperoleh besarnya penjualan tas tersebut.
Sebenarnya, untuk menghitung harga jual kita dapat menggunakan cara lain yang lebih sederhan yakni
Contoh 4:
Sebuah panci goreng (frying pan) dijual dengan harga Rp 75.000 dan memberikan keuntungan 25%. Berapakah harga beli dari panci goreng tersebut?
Pembahasan:
Diketahui harga jual (HJ) = Rp 75.000 dan persentase keuntungan (PU) = 25%. Dengan demikian, kita peroleh
Jika Anda merasa artikel ini bermanfaat, klik tombol suka di bawah ini dan jika ada pembahasan yang kurang jelas dari artikel ini silahkan tanyakan di kolom komentar. Terima kasih.
Any person capable of angering you becomes your master. They can anger you only when you permit yourself to be disturbed by them.